Shalat Duha ialah salat sunah yang dapat dilakukan seorang muslim ketika waktu duha. Shalat dhuha ialah salah satu shalat sunnah yang istimewa. Banyak manfaat dan keutamaan kalau seorang muslim rutin melaksanakan shalat sunnah ini. Shalat ini dikenal sebagai shalat sunnah untuk memohon rezeki dari Allah SWT. Waktu duha ialah waktu ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga siang kurang lebih pukul 11Am. Jumlah rakaat salat duha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salah.
Keutamaan shalat dhuha
Walaupun bernilai sunnah, shalat ini mengandung banyak
fadhilah (keutamaan), namun tak banyak dari kita yang memperhatikannya.
Diantaranya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Darda’ ra, bahwa Rasulullah
SAW bersabda: “Allah ta’ala berfirman, “Wahai anak Adam, shalatlah
untuk-Ku empat rakaat pada permulaan hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu
pada sore harinya.” (HR. Tarmidzi)
At Thayyibi menjelaskan bahwa dengan mengerjakan 4 rak’at di pagi hari, Allah
akan mencukupi kebutuhan-kebutuhan kita dan menjauhkan kita dari semua yang
tidak kita inginkan hingga malam hari. Dan keutamaan lainnya ialah seseorang
yang mengerjakannya dimasukkan dalam golongan orang-orang yang kembali kepada
Allah. Karena shalat Dhuha ialah shalat awwabin, shalatnya
orang-orang yang kembali kepada Allah (bertaubat). Dalam hadits lain Rasulullah
SAW menyebutkan bahwa pahala orang yang mengerjakan shalat Dhuha seperti orang
yang mengerjakan umrah.
Menjadi kaya dengan shalat dhuha?
Ada diantara kaum muslimin yang sangat senang melakukan shalat dhuha. Namun ironisnya kompilasi mereka mengerjakan shalat wajib, sebaliknya malas-malasan dan hanya sambil menunggu untuk digugurkan hanya. Shalat subuh dikerjakan jam 6 pagi dan salat asar hanya kalau sempat aja. Penyebabnya, ada harapan lain kompilasi dijalankannya ingin mendapatkan balasan di dunia, dapatkan kembali rezekinya dan menjadi orang kaya raya. Melakukan doa-doa yang dipanjatkannyapun hanya dengan kelancaran rizkinya. Demikian fenomena yang sering kita dapatkan di masyarakat. Dunia, mungkin aja mereka peroleh. Boleh jadi semakin meningkat rizkinya dan karirnya terus meningkat. Apa yang mereka peroleh di akhirat? Qatadah kompilasi menantikan surat Hud: 15-16, ia berkata, “Barang siapa yang diminta, dunia yang selalu dia cari-cari dengan amalan shalehnya, maka Allah akan memberikan kebajikan di dunia. Namun kompilasi di akhirat, dia tidak akan mendapatkan keuntungan apa-apa sebagai alasan untuknya. Sementara seorang mukmin yang ikhlas dalam beribadah (selain memilih wajah Allah), selain akan mendapatkan balasan di dunia dia juga akan mendapatkan balasannya di akhirat. “
Shadaqah tanpa harta
Setiap hari, persendian kita memiliki kewajiban untuk bershadaqah sebagai praktik syukur kita kepada Allah, Zat yang sudah menciptakannya. Caranya pun beraneka ragam, sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah SAW,
“Setiap
persendian manusia diwajibkan untuk bershadaqah setiap harinya sejak matahari
terbit. Memisahkan (menyelesaikan perkara) antara dua orang yang berselisih
adalah shadaqah. Menolong seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkat
barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah shadaqah. Berkata yang baik juga
termasuk shadaqah. Begitu pula setiap langkah berjalan untuk menunaikan shalat
adalah shadaqah. Serta menyingkirkan suatu rintangan dari jalan adalah shadaqah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Begitu lelah dan berat-nya kita jika harus melakukan berbagai amal tersebut
setiap harinya. Sehingga para sahabatpun bertanya, “Siapa yang sanggup
melakukan, wahai Rasulullah?” Maka beliau menjawab, “Jika ia tidak
mampu, maka dua rakaat Dhuha sudah mencukupinya.” (HR Ahmad Abu Dawud)
Rasulullah SAW memberikan kemudahan kepada umatnya, bahwa semua shadaqah yang
dilakukan oleh anggota badan tersebut dapat diganti dengan 2 rakaat shalat
Dhuha, karena shalat merupakan amalan semua anggota badan. Jika seseorang
melaksanakan shalat, maka setiap anggota badan menngerjakan fungsinya
masing-masing. Demikian penjelasan yang disebutkan oleh Ibnu Daqiqil ‘Ied.
Jumlah raka’at Dhuha minimal adalah 2 raka’at sedangkan maksimalnya adalah 12
raka’at. Dengan menjalankan 2 raka’at Dhuha, kita telah mengerjakan salah
satu wasiat Rasulullah SAW. Abu Hurairah berkata, “Kekasihku, Rasulullah
SAW berwasiat kepadaku dengan tiga perkara: puasa selama tiga hari setiap bulannya,
dua raka’at shalat Dhuha, dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.”
(Muttafaq ‘Alaihi)
Luangkan waktu
Waktu pelaksanaan shalat Dhuha ialah ketika matahari mulai naik sepenggalan,
kira-kira seperempat jam setelah matahari terbit hingga waktu zawal (matahari
tergelincir). Dan waktu yang paling afdhal adalah ketika matahari mulai panas.
Memang, tak mudah untuk melaksanakan shalat Dhuha. Karena waktunya bertepatan
dengan jam-jam dimulainya aktivitas keseharian, orang sibuk bekerja mencari rezki
pada waktu tersebut. Namun, sesempit apapun waktu kita karena aktivitas
sehari-hari, jika kita luangkan waktu sejenak untuk melaksanakan shalat Dhuha,
Insya Allah tidak akan mengurangi jatah rizki yang telah ditentukan untuk kita.
Kalau toh meluangkan waktu pada waktu tersebut tidak memungkinkan pula, karena
peraturan perusahaan yang begitu ketat dan mengikat, shalat Dhuha bisa kita
kerjakan sebelum masuk jam kerja. Nah, mari awali kerja kita dengan mengerjakan
shalat Dhuha.
Air merupakan alat untuk bersuci yang paling utama dibandingkan dengan pasir apa lagi tisu. Maka dari itu wajar jika umat islam sangat bergantung kepada air bersih, sebagai sumber kehidupan dan sarana ibadah. Berangkat dari sana dan fakta bahwa air bersih semakin sulit didapat,... Selengkapnya
Mekanisme pemilihan wakil rakyat dalam pemilihan kali ini dalam sudut pandang Islam ialah akad wakalah (perwakilan). Dimana diperlukan pemenuhan atas rukun-rukunnya agar sempurna akad wakalah tersebut. Rukun-rukun wakalah ialah keberadaan 1. muwakkil atau yang mewakilkan suatu perkara, 2. wakil, yaitu orang yang... Selengkapnya
Kesehatan adalah keadaan sejahtera manusia dari mulai badan, jiwa, hingga sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor utama. Yaitu, faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan genetik atau keturunan. Pemeliharaan kesehatan adalah... Selengkapnya
Assalamu'alaikum. ada yang bisa kami bantu? silakan klik chat di bawah ini.
Sekretaris Harian
Sekretaris
Admin Kalimatunsawa Indonesia
Rini Heriana
Belum ada Komentar untuk Keutamaan Shalat Dhuha