Isra ialah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha. Mi’raj adalah kenaikan Nabi Muhammad SAW menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh semua makhluk. Semua itu ditempuh dalam semalam.
Peristiwa Isra Mi’raj terjadi pada tahun ke-10 dari Nubuwah, ini pendapat al-Manshurfury. Menurut riwayat Ibnu Sa’d di dalam Thabaqat-nya, peristiwa ini terjadi 18 bulan sebelum hijrah. Dengan tujuan untuk menenteramkan perasaan Nabi Muhammad SAW; sebagai nikmat besar yang dilimpahkan kepadanya.
Lalu, agar Nabi Muhammad SAW merasakan langsung adanya pengawasan dan perlindungan Allah SWT, karena sebelumnya Nabi mengalami kesulitan dan penderitaan selama menjalankan dakwah dan kehilangan orang-orang yang sangat dicintainya, yaitu Abu Thalib dan istri tercintanya Khadijah binti Khuwailid; untuk menunjukkan pada dunia bahwa Nabi SAW merupakan Nabi yang teristimewa; untuk menunjukkan keagungan Allah (QS al-Isra’ [17]: 1, QS al-An’am [6]: 75, dan QS Thaha [20]: 23); dan untuk menguji keimanan umat manusia.
Dalam perjalanan Isra Mi’raj, Nabi Muhammad SAW dipertemukan dengan para nabi terdahulu, hal ini merupakan bukti nyata adanya ikatan yang kuat antara Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi terdahulu.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Perumpamaan aku dengan nabi sebelumku adalah seperti seorang lelaki yang membangun sebuah ba ngunan, kemudian ia memperindah dan mempercantik bangunan tersebut, kecuali satu tempat batu bata di salah satu sudutnya. Ketika orang-orang mengitarinya, mereka kagum dan berkata, “Amboi indahnya, jika batu batu ini diletakkan?” Akulah batu bata itu, dan aku adalah penutup para nabi.” (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis shahih diriwayatkan, Nabi SAW mengimami para nabi dan rasul terdahulu dalam shalat jamaah dua rakaat di Masjidil Aqsha. Kisah ini menunjukkan pengakuan bahwa Islam adalah agama Allah terakhir yang diamanahkan kepada manusia. Agama yang mencapai kesempurnaannya di tangan Nabi SAW.
Pilihan Nabi SAW terhadap minuman susu, ketika Jibril menawarkan dua jenis minuman, susu dan khamr, merupakan isyarat secara simbolis bahwa Islam adalah agama fitrah. Yakni, agama yang akidah dan seluruh hukumnya sesuai dengan tuntunan fitrah manusia. Di dalam Islam, tidak ada sesuatu pun yang bertentangan dengan tabiat manusia.
Perjalanan Isra Mi’raj dalam rangka menerima perintah shalat dari Allah, tanpa melalui perantara. Hal ini menunjukkan pentingnya shalat bagi kaum Muslimin. Shalat yang dilakukan akan dapat mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih bermakna.
Jika pelajaran dari Isra Mi’raj ini dapat diterapkan dalam kehidupan, dapat membawa perubahan kehidupan menjadi lebih baik. Semoga
sumber : https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/04/12/p72vch396-pelajaran-isra-miraj-nabi-saw
Sedekah selalu beridentik dengan kelebihan dalam harta. Sesuatu yang lebih bukan berarti berlimpah ruah hartanya. Lebih dari sini bukan berarti kekayaan yang berlebihan melainkan harta yang tersisa setelah menafkahi kebutuhan keluarga. Sehingga tak ada batasan kaya atau miskin untuk berderma.... Selengkapnya
Wakaf Dapat Membantu Membangun Perekonomian Negara Waqaf merupakan salah satu instrument sosial yang perlu disosialisasikan lebih jauh, mengingat posisinya yang amat penting dalam mendorong pembangunan negara dan meningkatkan kepedulian serta mewujudkan keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Di Indonesia pada umumnya wakaf... Selengkapnya
Tanggap Bencana Terhadap Bencana Indonesia Bencana Alam merupakan suatu peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus, tanah longsor, banjir, angin topan dan kekeringan. Bencana alam dibagi menjadi beberapa katerogi Bencana alam meteorologi. Bencana... Selengkapnya
Assalamu'alaikum. ada yang bisa kami bantu? silakan klik chat di bawah ini.
Sekretaris Harian
Sekretaris
Admin Kalimatunsawa Indonesia
Rini Heriana
Belum ada Komentar untuk Memperingati ISRA MI’RAJ Nabi Muhammad SAW